Biografi

Sabtu, 23 Oktober 2010

Antara Aku, Guntur, Hujan, dan Dia

Sepi, kurasa sendiri
Di tengah guntur yng menggelegar
Dan hujan yang menderu kencang
Aku kehilangan kata-kata
Pun tak tahu hendak berbuat apa

Semakin menggelegar
Semakin deras menghujam

Wahai guntur!
Jangan kau bentak aku
Aku tahu aku salah
Tapi haruskah kau caci aku?

Wahai hujan!
Dengarkanlah permintaanku yang semakin melemah ini
Sampaikan permintaan maafku untuknya
Aku tak pernah bermaksud menyakitinya
Semua terjadi karena segala keterbatasanku yamg memang tak pantas untuknya

Wahai alam!
Kau mengingatkanku akan saat itu di Nanggroe
Saat guntur berteriak iri karena aku menjaga dia dari gelegarnya
Saat tetesan hujan menari ria di atas bumi
Ketika aku memadu kasih hanya berdua dengannya

Namun kini,
Semua telah usai

Apakah kau puas guntur?
Apakah kau akan meratapi ini hujan?
Apakah ini yang memang ditasbihkan untukku wahai alam?

Semakin melemah
Dengan tenaga yang tersisa ingin ku katakan:

MAAFKANLAH AKU . . . . .

Bandung, 06 Januari 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar